PADUAN
SUARA SEBAGAI SARANA EFEKTIF
PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA
Oleh: Yuni Astutik, S.Pd.
SD Ungaran 1 Yogyakarta.
Email : yunastik@yahoo.co.id
Ada Apa dengan Moral Kita ?
Jika
kita layangkan pandangan jauh di belakang sana, dan sejenak kita pejamkan mata
kita, dan biarkan anak panah memori kita menembus ruang imajinasi kita, maka
ada segudang kebaikan-kebaikan di sana. Anak panah itu pun melesat membawa kita
ke ruang memori dimana ditemukan keindahan-keindahan di sana. Banyak senyuman
terurai di sana, tidak lagi dikulum saja, namun deraian tawa tanpa beban yang
mampu mewakili kejujuran hati mereka, kebahagiaan hati dan kebaikan mereka bahkan ketulusan hati.
“Amboi..seandainya ku mampu memutar waktu dan kembali ke masa itu... “
Kini kita tidak lagi memejamkan mata
untuk melihat segala sesuatunya, namun perlu membelalakkan mata. Era informasi
dan pengetahuan yang ditandai oleh penempatan teknologi informasi dan kemampuan
intelektual sebagai modal utama dalam
berbagai bidang kehidupan, ternyata, disisi lain memberi dampak negatif
terhadap pertumbuhan karakter bangsa. Semakin hari degradasi moral sikap dan perilaku
semakin terasa baik di masyarakat maupun dikalangan murid kita. Watak dan
karakter masyarakat pada umumnya dan siswa kita pada khususnya cenderung
mengalami kemunduran. Sudah pastilah jika watak dan perilaku siswa kita
mengalami kemunduran jika masyarakat juga sedang dalam keadaan demikian, karena
siswa kita adalah bagian dari msyarakat. Jangan lupa, bahwa kita kita pun
adalah masyarakat itu sendiri. Sikap kedistorsian, sikap kemunduran, serta
sikap tidak terpuji lainnya, bahkan sikap tidak menghargai bangsa semakin
meningkat dan menggejala di kalangan masyarakat.
Adalah
benar bahwa saat ini mata kita dibuat melotot dan bahkan hampir ‘keluar’ jika
melihat perilaku masyarakat di masa kini, yang jelas sangat berbeda 180
derajat dibanding masa kecil kita dulu. Setidak-tidaknya masa dulu masih mampu
memberikan keberadaan etika. Karena itu hal sekarang yang terjadi sesungguhnya
sangatlah mengerikan dan menakutkan
ditinjau dari segi peran regenerasi bangsa ini.
Mengapa
dan apa yang terjadi sekarang ini? Degradasi moral seperti yang tertulis di
atas ditandai dengan memundurkan sikap santun, ramah, kebersamaan,
kegotong-royongan, kebhinnekaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada
umumnya dan masyarakat sekolah pada khususnya. Perilaku anarkisme dan
ketidakjujuran, tawuran, menyontek, membuli, marak di kalangan peserta didik. Masalah
lainnya adalah keidakpedulian akan
etika, baik etika berpakaian maupun etika pergaulan ( rasa hormat siswa
terhadap guru, siswa terhadap karyawan,
siswa terhadap orang tua, dan bahkan antar orang tua dan orang tua yang
lainnya). Bahkan jika sedikit melirik ke kiri dan ke kanan, tidak hanya
dikalangan pendidikan yang marak dengan kemunduran moral, di kalangan pejabat
pun bisa terjadi. Pejabat pun terlena dan tidak sedikit yang tergelincir telah
menyalahgunakan wewenang sehingga terjadilah korupsi. Perilaku-perilaku seperti
itu menunjukkan bahwa bangsa ini telah terbelit oleh rendahnya moral, akhlak
atau karakter. Miris bukan ?
Mengapa Bisa Terjadi ?
Problematika
moral tersebut tidak bisa dilepaskan dari proses pendidikan dan pembelajaran
yang selama ini berlangsung, yaitu pendidikan dan pengajaran yang cenderung formalistik dan hanya
mementingkan hasil akhirnya saja yaitu dalam bentuk nilai. Orang tua siswa dan siswa sendiri hanya mementingkan nilai.
Yang penting dapat nilai bagus, tidak penting bagaimana cara mendapatkannya,
yang penting nilai angka sebagai hasil akhirnya adalah bagus. Jika bagus maka
anak dikatakan pintar, namun jika hasinya jelek maka anak dikatakan kurang
pintar, padahal tidak selalu demikian adanya. Bisa saja anak yang kesehariannya
memang pintar dan jujur, karena saat ulangan hari itu sakit maka mendapatkan
nilai jelek. Namun anak yang kesehariannya kurang pintar namun karena
matanya mampu menari-nari dan meliuk kekiri-kekanan
sehingga berhasil mendapatkan sasaran pandangan yang menguntungkannya, ya
tentunya nilai menjadi baik. Tentu saja kejujuran dipertanyakan. Namun jika
anak paham bahwa yang terpenting adalah sikap kejujuran, dan kerja keras supaya
mendapat nilai bagus maka semuanya tentu akan baik-baik saja. Yah sebenarnya
inilah yang dibutuhkan.
Rendahnya
karakter siswa kita, rendahnya karakter masyarakat, serta rendahnya karakter
bangsa ini, menjadi perhatian semua
pihak. Kepedulian kita pada karakter telah dirumuskan dalam Pasal 3
Undang-Undang nomor 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, menyebutkan “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa
yang bermartabat, dalam rangka dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia
serta berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab “ Pendidikan Nasional mendorong terwujudnya generasi
penerus bangsa yang memiliki karakter religius, berakhlak mulia, pintar, mandiri
dan demokratis.
Pertanyaannya sekarang adalah “
Bagaimana cara mendapatkan karakter baik tersebut ?”
Untuk
mendapatkan point-point karakter baik seperti yang telah tertulis di atas
sebenarnya tidak sulit. Ingin tahu caranya ? Caranya adalah kita hanya perlu
memberi porsi pelajaran seni untuk diajarkan pada siswa. Pelajaran seni ada
tiga macam yaitu seni musik, seni tari, dan seni rupa. Dalam kesempatan ini
yang perlu saya uraikan adalah pengembangan
karakter melalui pembelajaran musik. Yang
dimaksudkan adalah banyak karakter yang didapat melalui pembelajaran musik.
Pembagian musik adalah musik vokal dan musik instrumen. Supaya pembicaraan kita tentang musik sebagai
pembentuk karakter siswa ini tidak terlalu panjang lebar, maka saya
fokuskan pada musik vokal dalam bentuk paduan suara.
Mengapa Paduan Suara sebagai Sarana Efektif dalam Pembentukan
Karakter Siswa ?
Paduan
Suara adalah bagian dari musik vokal. Musik vokal ada dua yaitu musik vokal
tunggal dan musik vokal kelompok atau bersama. Paduan suara adalah
musik vokal yang dilakuakn secara bersama. Melodi yang dinyanyikan bisa dalam
satu suara yang dinyanyikan bersama dengan mengingat akan kesatuan teknik,
kesatuan rasa, kesatuan volume suara, kesatuan imajinasi, kesatuan
interpretasi, dan kesatuan tujuan yaitu keindahan. Jika kita cermati satu-satu,
melalui pembelajaran paduan suara
saja sudah dapat mewakili beberapa
karakter baik yang kita idam-idamkan. Coba kita tengok satu persatu Mengapa paduan suara mampu dijadikan alat
efektif untuk melatih dan mengembangkan karakter baik yang kita cita-citakan
untuk dimiliki anak ? Paduan suara
mampu dijadikan alat efektif dalam pembentukan karakter latihan paduan suara
bertujuan :
1. Memberikan nilai kebenaran melalui pikiran yang cerdas.
2. Memberikan
nilai kebaikan melalui perasaan yang baik.
3. Memberikan
milai keindahan melalui pembinaan kerjasama yang erat antara pikiran, perasaan
dan hati.
a. Pikiran
: Nilai kebenaran yang perlu yang perlu diketahui adalah ;
1)
Partitur
Lagu
Partitur lagu yang bernuansa tanah air dan kebangsaan tentu akan memupuk jiwa
nasionalisme. Partitur lagu yang bernuansa daerah tentu akan memupuk jiwa persatuan, partitur
lagu yang bernuansa keindahan alam Indonesia akan memupuk jiwa cinta ibu
pertiwi dan cinta alam Indonesia yang kaitannya dengan rasa syukur pada Sang
Pencipta. Partitur lagu yang bertema kasih sayang sesama tentu memupuk jiwa
empati terhadap sesama. Karakter apa yang didapat dalam poin ini ? Karakter
yang diharapkan adalah kemampuan berpikit tepat, kemampuan untuk menghargai karya
orang lain, memampuan untuk cinta tanah air dan menumbuhkan jiwa nasionalisme (
yaitu lewat lagu-lagu perjuangan dan
lagu wajib nasional ). Karakter lainnya adalah rasa menghargai perbedaan,
menumbuhkan rasa empati dan simpati terhadap sesama, Sikap religius yang
ditunjukkan adalah adanya rasa bersyukur atas karuniaNya (lewat lagu bernuansa
alam )
2)
Teknik
bernyanyi
:
Untuk mendapatkan teknik yang baik dalam bernyanyi dibutuhkan konsentrasi yang
tinggi, kemampuan mengimajinasikan dengan bernyanyi secara teknik yang baik dan
benar. Belum lagi masih harus memperhatikan bagaimana cara menyanyikan nada
melodi lagu tersebut dengan benar, tentu dibutuhkan kemampuan berkonsentrasi untuk menemukan
titik nada yang benar tersebut.
Kemampuan mengartikulasikan syair dan kemampuan mengintonasikan kata
dengan bersungguh-sungguh. Jika syair
tidak dinyanykan dengan bersungguh-sungguh maka berkesan tidak ada kesungguhan.
Padahal dalam paduan suara siswa harus mengucapkan syair dengan intonasi dan
artikulasi yang benar supaya paduan suara menjadi bagus. Karakter apa yang didapat dalam pont ini ?
Karakter yang didapat dalam poin ini adalah kemampuan berkonsentrasi, kemampuan
berimajinasi yang baik, kemampuan
melakukan sesuatu dengan kebenaran dan kesungguhan hati. Serta kemampuan
membawa diri dalam ketenangan dan kepercayaan diri.
3)
Performen/penyajian
: Hasil tampilan dikatakan baik jika para anggota mempunyai sikap bernyanyi yang
baik. Sikap bernyanyi yang baik adalah jika penyanyi berdiri dengan sikap badan
yang tidak mengganggu jalannya suara.
Untuk mendapatkan sikap yang baik tentu saja tidak diperkenankan sambil
bergurau. Sikap karakter yang dibutuhkan adalah kepercayaan diri. Sebab dengan
terlatihnya berdiri yang baik maka dengan sendirinya kepercayaan diri akan
terbntuk.
b. Perasaan.: Nilai
yang didapat adalah nilai kebaikan.
Karena lagu yang
dinyanyikan berisikan nilai-nilai kebaikan yang telah dihayati terlebih dahulu
oleh komponis. Nilai-nilai kebaikan itu merupakan hasil perenungan atas
lingkungan, kebudayaan tempat tinggal komponis. Nilai-nilai kebaikan itu perlu dirasakan dan dihayati oleh peserta paduan
suara secara sungguh-sungguh, sehingga diperoleh nilai kebaikan dalam diri
masing-masing siswa.
c. Hati
; Karakter
yang didapat adalah kemampuan
melakukan keseluruhan sikap baik diatas dengan bersungguh-sungguh. Kemampuan
mengunakan hatinya dalam mengolah emosi. Sehingga perasaan anak terolah yang
memapukan anak untuk berempati, bersimpati terhadap lingkungannya.
Hal-hal Penting
Berlatih paduan suara secara rutin akan
mampu membentuk karakter anak, sehingga
memiliki jiwa disiplin, berjiwa baik,
berpikir positif, mampu berimajinasi, mampu mengekspresikan hati, mampu
bersyukur pada Tuhan, cinta tanah air, bejiwa nasionalis, mempunyai kepercayaan
diri. Sikap baik lainnya adalah terbentuknya kerjasama antar teman, rasa empati
dan saling menyayangi diantara teman, berjiwa halus, berbudi bahasa halus.
Pengalaman estetis melalui paduan suara
merangkum nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Imajinasi estetis yang
diberikan oleh siswa pada saat bernyanyi membantu pembentukan karakter yang
baik dan positif.
Daftar Pustaka :
Depdiknas (2003). Undang-Undang RI
Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Prof. Dr. Darmiati Zuchdi, Ed.D.dkk
(2012). Pendidikan Karakter – Konsep Dasar dan
Implementasi di Perguruan Tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar